Sabtu, 04 Desember 2010

Pemuda Harus Berani Bangkit

Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya penuh dengan beban harapan dan sebagai ujung tombak suatu negara. Dikatakan ujung tombak disini karena pemuda inilah yang akan berada di barisan depan maju tidaknya suatu negara. Pemuda inilah tumpuan harapan bangsa. Tak akan maju suatu negara apabila pemuda nya mengalami keterbelakangan, baik keterbelakangan pola pikir ataupun moral.
Indonesia sekarang ini bisa dikatakan dengan ‘krisis’ pemuda. Krisis bukan karena kekurangan pemuda. Bahkan Indonesia memiliki berjuta-juta pemuda siap tempur. Tapi yang perlu ditanyakan, sudah benar-benar siap tempur kah para pemuda tumpuan harapan bangsa ini. Pertempuran menghadapi kemajuan teknologi yang sangat pesat saat ini tentu membutuhkan perjuangan yang berat. Perjuangan tersebut harus dimulai dari diri sendiri. Diantaranya adalah perjuangan melawan malas. Jika berhasil melawan penyakit malas ini, pribadi akan mulai terarah pada kedisiplinan.
Mengapa harus kedisiplinan? Kedisiplinan disini adalah awal dari segalanya. Segalanya yang dapat mengubah dunia. Kalau kita perhatikan, negara-negara maju mengawali kesuksesan mereka dengan melatih SDM nya dengan kedisiplinan. Yang menjadi penyakit sebagian besar pemuda Indonesia adalah kurangnya kedisiplinan dengan alasan malas. Ternyata tidak hanya di kalangan pemuda saja, tapi sudah mendarah daging pada orang tua. Jam karet pun masih dipertahankan sampai saat ini. Contoh konkrit dan sering dijumpai dari kasus ini adalah sering mundurnya suatu acara dikarenakan orang-orang yang harusnya sudah hadir tiga puluh menit yang lalu belum menampakkan batang hidungnya. Tentu setiap orang punya alasan tersendiri mengapa dia terlambat dan berpikiran ‘tidak jadi masalah aku terlambat, toh yang lain pasti juga belum datang’. Padahal hampir semua orang akan berpikiran yang sama.
Tidakkah malu pada Allah. Demi waktu, demi waktu duha, demi malam, bukankah itu sebuah bukti Allah telah mengingatkan manusia betapa pentingnya waktu. Waktu yang dapat membunuh setiap saat jika menyia-nyiakannya.
Kedisiplinan tentu tidak hanya urusan waktu, tapi juga proses perbaikan diri. Apabila para pemuda bangkit dari keperpurukan ini, bukan hal yang tidak mungkin negeri ini akan jauh lebih maju dari sekarang. So, beranikah menerima tantangan ini dan ikut serta menorehkan tinta sejarah kebangkitan pemuda Indonesia?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar